Wabah pandemi virus corona telah melanda ke hampir seluruh wilayah dunia, berbagai negara pun jatuh bangun untuk memulihkan keadaan dan menanggulangi penyebaran virus corona. Termasuk di Indonesia, yang saat ini sedang menjalani masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat sebagai upaya menanggulangi penyebaran virus dan menakan laju angka kasus positif virus corona.
Sektor ekonomi tentu menjadi salah bidang kehidupan yang paling terdampak oleh masa pandemi saat ini. Efek domino yang ditimbulkannya sangatlah terasa terhadap berbagai jenis usaha baik yang berskala besar maupun yang berskala kecil. Potensi kehilangan omset pemasukan dalam persentase yang besar merupakan ancaman nyata yang mesti disikapi sebagai sebuah konsekuensi ditengah masa pandemi seperti saat ini.
Beberapa sektor seperti industri pariwisata beserta bidang turunan lainnya memang bisa bilang sedang mengalami tren penurunan yang terbilang drastis. Pembatasan perjalanan antar negara dan antar daerah membuat sektor pariwisata mengalami penurunan omset yang cukup signifikan.
Akan tetapi, tak semua usaha bisnis mengalami kondisi dimana penurunan omset terjadi selama masa pandemi seperti yang saat ini terjadi. Beberapa bidang usaha justru berhasil menunjukkan potensi besarnya sebagai jenis usaha yang tahan banting dan juga semakin memperlihatkan potensi yang menjanjikan sebagai salah satu usaha pelayanan yang paling dicari di masa pandemi.
Salah satunya yakni bisnis usaha jasa Laundry yang berfokus pada bidang pelayanan cuci pakaian. Bisnis ini diketahui ternyata tak sekedar bisa bertahan dari masa pandemi yang berdampak pada perekonomian, tapi bahkan juga mampu menggeliatkan potensi pemasukan yang besar pagi para pelaku usahanya.
Fenomena menarik tersebut bisa dipahami mengingat wabah pandemi virus corona justru memantik kepedulian masyarakat akan kesadaran untuk terus semakin menjaga kebersihan di masa pandemi. Orang-orang menjadi lebih peduli akan kebersihan diri, terutama kebersihan pada pakaian yang baru saja selesai dipakai di tempat umum saat bepergian keluar rumah.
Karena, saat bepergian keluar rumah ke tempat umum, selalu ada potensi pakaian kita terkontaminasi oleh bakteri maupun virus yang bermula dari orang lain disekitar kita yang sedang bersin atau batuk. Agar meminimalisir resiko yang tidak diinginkan terjadi, maka orang-orang cenderung menggunakan jasa Laundry untuk mencuci pakaian agar benar-benar bersih dan steril. Hal tersebutlah yang mendasari mengapa bisnis Laundry menjadi salah satu jenis usaha yang mampu tahan banting meraih omset pemasukan di tengah masa Pandemi.
Tak sekedar bisa bertahan di tengah masa pandemi, potensi bisnis Laundry sebagai jenis usaha yang bisa terus memaksimalkan omset per hari hingga bulanannya memang tampak nyata. Hal tersebut bisa ditelisik lebih jauh dari peningkatan jumlah permintaan jasa Laundry di tengah masa pandemi seperti saat ini.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum Asosiasi Laundry Indonesia, Apik Primadaya saat memberikan keterangannya kepada money.kompas.com pada Maret 2020 lalu. Ia menyebut bahwa telah terjadi kenaikan jasa permintaaan Laundry pakaian hingga mencapai persentase sekitar 50% lebih. Hal tersebut menunjukkan bahwa potensi jenis usaha Laundry memang tak sekedar bisa bertahan sekaligus disebut tahan banting, tapi juga bisa berjaya dan berkembang pesat di tengah masa darurat pandemic covid-19 seperti yang terjadi saat ini.
Bila ditelisik lebih jauh lagi, naiknya angka permintaan untuk menggunakan jasa Laundry juga tak lepas dari beberapa kelebihan lain yang dimiliki para pelaku usaha Laundry ketimbang memilih untuk mencuci pakaian secara mandiri di rumah. Adapun salah satu kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan Laundry yakni penggunaan deterjen yang berjenis high concentrate untuk mematikan berbagai jenis virus dan kuman yang menempel pada pakain. Perlu diketahui, sedangkan saat mencuci di rumah, belum tentu deterjen yang digunakan merupakan jenis high concentrate.
Faktor kebersihan dan kesterilan merupakan dua hal utama yang menjadi daya tarik para pengguna jasa Laundry di tengah masa pandemi. Faktor kebersihan dan kesterilan tak hanya dicermati pada penggunaan deterjen yang berjenis high concentrate, tapi juga pada beberapa fase lainnya sebelum dan sesudah pakain menjalani fase pencucian.
Fase pengeringan di tempat jasa Laundry pada umumnya dilakukan dengan suhu mencapai 70 derajat celcius. Tingginya suhu tersebut tentu membuat kemungkinan adanya virus maupun bakteri yang masih menempel pada baju menjadi sangat kecil. Kemudian, pada fase penyetrikaan pakaian yang menggunakan setrika uap dengan suhu yang mencapai 80 derajat celcius semakin memastikan bersih dan steril dari potensi virus dan bakteri yang menempel.
Bahkan, sebelum menjalani fase pencucian, umumnya di tempat laundry, pakaian akan direndam dengan menggunakan cairan peroksida dan air sekitar 6 liter. Fase awal tersebut dilakukan untuk meminimalisir bakteri atau virus pada baju. Maka, singkat kata, pakaian yang dicuci dengan menggunakan jasa Laundry telah melalui setiap fase yang penting dalam tahapan sebelum pencucian hingga saat fase penyetrikaan.
Tahapan demi tahapan tersebutlah yang pada akhirnya bisa dirangkum sebagai sebuah kualitas kerja yang menumbuhkan kepercayaan para pelanggan untuk semakin berbondong-bondong menggunakan jasa Laundry.
Maka, penyebutan usaha Laundry sebagai salah satu jenis usaha yang tahan banting dan sarat akan potensi meraih profit bukan muncul begitu saja. Melainkan, juga karena proses pengerjaannya yang sangat detail dan sesuai dengan tuntutan kondisi saat ini, serta mampu memenuhi standar kebutuhan para pelanggan akan kebersihan dan kesterilan pakain yang dibutuhkan saat menjalani rutinitas keseharian di masa pandemi.
Selain karena proses pengerjaan dan pencucian pakaian yang detail dan penuh kehati-hatian, penerapan protokol kesehatan juga menjadi daya tarik tambahan bagi para pelanggan yang menggunakan jasa Laundry. Umumnya, di masa pandemi, sebuah jenis usaha Laundry lebih selektif dalam menempatkan dan mencuci pakaian dari setiap pelanggan secara khusus hingga melalui fase penyetrikaan. Hal tersebutlah yang menambah daya tarik dan kepercayaan masyarakat hingga angka permintaan untuk penggunaan jasa Laundry semakin meningkat, seperti yang diungkapkan oleh Ketua Umum Asosiasi Laundry Indonesia, Apik Primadya.
Pada intinya, memadukan konsistensi antara kualitas pengerjaan pakaian yang dicuci di tempat Laundry dengan penerapan protokol kesehatan yang baik merupakan kunci utama dimana sebuah jasa Laundry mengalami lonjakan permintaan dari pelanggan. Selain juga fleksibilitas pelayanan yang bisa dibuat secara fleksibel, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pelanggan di tengah masa pandemi.
Selebihnya, tentang penjelasan lebih jauh bagaimana sebuah bisnis Laundry bisa tahan banting dan berjaya meraih profit di masa pandemi, anda bisa mengunjungi website Laundry World. Laundry World sendiri merupakan sebuah forum komunikasi dan koordinasi bagi para pegiat bisnis laundry untuk saling bertukar informasi dan lain sebagainya. Wadah tersebut sangat bermanfaat sekali, termasuk bagi para pemula yang hendak ingin belajar dan terjun langsung dalam usaha bisnis laundry di masa pandemi seperti saat ini. Laundry World sendiri tak hanya memungkinkan orang-orang dari berbagai wilayah di Indonesia untuk bertukar informasi dan tips penting lainnya dalam menjalankan bisnis usaha laundry, akan tetapi juga memungkinkan untuk bertemu dan belajar dari pebisnis laundry dari berbagai negara lainnya.