Bayi yang memang secara fisik tentu lebih kecil dari orang dewasa tentu memiliki hal-hal khusus yang harus dipenuhi. Begitu pula dengan kondisi kulit dan bahan pembersih atau detergen yang digunakan untuk mencuci pakaian bayi haruslah memenuhi standarisasi keamanan tertentu agar bayi tetap sehat. Berdasarkan hal tersebut, kira-kira bagaimanakah cara yang dapat dilakukan bagi para pengusaha laundry untuk melayani konsumen yang memilih untuk melaundry baju bayi? Tentunya para pengusaha laundry harus menyediakan detergen yang aman bukan? Kalau begitu, langsung saja yuk simak caranya di bawah ini ya!
Salah satu cara untuk memastikan detergen aman digunakan untuk bayi adalah dengan menghindari kandungan fragrance (wewangian). Selain tidak bagus bagi kulit bayi yang cenderung sensitif, kandungan fragrance ini juga dapat menganggu kenyamanan bayi, sebab terdapat kemungkinan bahwa bau-bau yang muncul dari pakaiannya adalah jenis bau yang asing.
Pada dasarnya, penggunaan detergen pastilah mengundang ketidaknyamanan bagi bayi. Akan tetapi, dengan bahan alami, potensi kandungan produk yang berbahaya dapat ditanggulangi dengan detergen alami ini, khususnya detergen yang berasal dari tumbuhan. Lebih dari itu, produk berbahan alami ini juga dapat digunakan untuk menjaga kelestarian lingkungan, sebab tidak berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan.
Zat pencerah pada dasarnya berbeda dengan zat pemutih, sebab fokus dari zat pencerah ini adalah mencerahkan pakaian. Meskipun mungkin terlihat aman, nyatanya detergen yang mengandung zat pencerah ini mampu mengakibatkan kulit bereaksi. Oleh sebab itu, hindarilah zat pencerah ini jika Anda mendapatkan pesanan untuk mencuci pakaian bayi.
Label “hypoallergenic” ini dapat diartikan bahwa pabrik memberikan klaim detergen itu memiliki kemungkinan kecil untuk memberikan reaksi alergi pada bayi. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa sebaiknya untuk mencuci pakaian bayi, detergen yang digunakan harus lebih ringan dari segi kandungan bahan kimianya. Selain itu, label “hypoallergenic” juga berguna sebagai upaya preventif agar tidak terjadi iritasi pada bayi.