Klien yang buruk tentu merupakan sebuah mimpi buruk bagi Anda yang tengah menjalankan bisnis. Dalam hal ini, ketika Anda tetap memutuskan untuk bekerja sama dengan mereka di saat Anda merasa ia bukanlah sosok yang tepat, maka seharusnya di situlah Anda harus berhenti. Meskipun seiring berjalannya waktu masalah-masalah yang ada hanyalah masalah kecil, tetapi Anda harus menyadari bahwa lama-kelamaan masalah kecil tersebut akan menjadi bom waktu dan menjadi masalah yang sangat penting untuk segera diselesaikan. Klien yang awalnya bersikap baik pun bisa saja berubah menjadi klien yang menyebalkan. Lalu, apa saja tanda-tanda bahwa klien tersebut akan membawa dampak buruk bagi kinerja bisnis Anda? Simak penjelasannya di bawah ini.
Tentu kita tahu bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Namun, bagaimana jika komunikasi yang terjalin justru buruk dan bahkan intensitasnya kurang? Tentu saja hal ini merupakan masalah besar, sebab jika klien Anda tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bisnis Anda sejak awal, maka pertanyaan lanjutan di hari-hari berikutnya pun kemungkinan besar tidak akan mendapatkan jawaban. Dalam hal menunggu jawaban, tentu saja hal ini merupakan sesuatu yang melelahkan, karena Anda tidak mungkin menghabiskan waktu untuk menunggu mereka saja. Jika Anda sudah merasa sedari awal ia sangat buruk dalam hal komunikasi, maka beralihlah kepada klien lain yang lebih profesial dalam menjalin kerja sama.
Selain buruk dalam komunikasi langsung maupun tidak langsung, biasanya klien yang seperti ini juga memiliki track record yang buruk dalam memberikan perhatiannya pada dokumen-dokumen yang harus dipelajari. Ketika Anda mengirimkan banyak surel dengan berbagai dokumen yang berbeda tentu ada maksud di dalamnya. Jadi, ketika klien masih menanyakan hal-hal yang bahkan sudah tertera di dalam dokumen tersebut, maka bisa dipastikan bahwa mereka tidak memberikan perhatian yang saksama, bahkan bisa saja tidak membaca dokumen Anda.
Tanda selanjutnya adalah terus meminta diskon di saat harga yang Anda berikan sudah masuk akal dan sesuai dengan manfaat yang akan dirasakan. Jika hal ini terjadi, maka jangan segan-segan untuk menolak permintaan tersebut, karena bagaimanapun juga interaksi antara Anda dengan klien harus berdasar simbiosis mutualisme.
Meskipun memang pada dasarnya mereka memang diberikan kesempatan untuk mengajukan permintaan sesuai dengan dirinya sendiri, tetapi jika permintaan tersebut tidak rasional maka akan menimbulkan mala petaka juga. Sebagai contoh, ketika Anda memberikan suatu layanan aplikasi jasa laundry, klien tersebut meminta agar fitur-fitur yang ada dibuat sesuai kehendaknya. Tentu hal ini merugikan, sebab seharusnya aplikasi milik perusahaan Anda sebaiknya sebagian besar menunjukkan identitas bisnis Anda, bukan semuanya atas dasar permintaan klien. Jika permintaan semacam itu terjadi sejak awal meeting, maka Anda harus tegas menolak.
Jika sifat-sifat atau perilaku buruk yang telah disebut sebelumnya terjadi, maka tidak heran saat dalam proses kerja atau pelaksanaan suasananya menjadi sangat buruk. Di sisi lain, Anda ingin menaruh hormat pada mereka, tetapi di sisi lain lagi Anda merasa sangat lelah dan enggan untuk bekerja sama lebih lanjut dengan mereka. Untuk itu, jika saat-saat seperti ini terjadi, Anda harus segera memikirkan apakah Anda akan lanjut bekerja sama atau sebaiknya disudahi sedari awal saja.